Selamat Datang di dunia mistik dan misteri ala Zaka

Senin, 01 Juni 2009

Melihat Makhluk Ghaib

Alam semesta ini terbagi dalam 3 ruang alam utama. Yaitu alam kasar, alam ghaib dan alam maha ghaib. Alam kasar adalah alam tempat tinggal yang dihuni oleh semua makhluk yang dapat dilihat ataupun dirasakan oleh panca indera manusia. Sedangkan alam ghaib adalah alamnya para jin, malaikat dan semua jenis makhluk lainya yang tidak dapat dilihat ataupun dirasakan oleh panca indera manusia. Sedangkan alam maha ghaib adalah alam yang diliputi oleh dzat ketuhanan.
Antara alam kasar dengan alam ghaib pada dasarnya adalah berdampingan. Keduanya dipisahkan oleh tabir ghaib yang tipis. Meskipun tipis, tabir tersebut tidak dapat ditembus dengan panca indera manusia. Demikian sebaliknya bangsa ghaib juga tidak dapat menembus tabir tipis tersebut. Akan tetapi tabir tersebut akan seperti tidak ada bagi orang yang telah berhasil melatih indera ghaibnya.

Seperti yang kita tahu, badan manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Jasmani merupakan perwujudan sifat kasar manusia yang fana, sedangkan rohani merupakan perwujudan ghaib manusia. Sifat rohani inilah yang sering disebut sebagai manusia yang sebenarnya oleh para sufi maupun para ahli kebatinan.
Jika jasmani dapat mengenali sekitarnya dengan panca inderanya maka rohani mengenali sekitarnya dengan bashirohnya. Bashiroh atau mata batin ini jika menangkap sesuatu maka terkadang sesuatu tersebut dapat terpancar keluar melalui indera jasmaninya. Sehingga seakan-akan yang melihat ataupun yang merasakan fenomena ghaib adalah indera jasmaninya. Padahal bashiroh inilah yang merasakan semua fenomena ghaib yang ada di sekitar manusia.
Pada dasarnya, bashiroh ini dapat dilatih supaya lebih peka terhadap fenomena ghaib. Banyak jalan yang dapat ditempuh untuk melatih kepekaan bashiroh ini. Bagi orang Jawa, mereka biasanya melakukan rialat atau melakukan semacam bentuk puasa khusus yang berbeda dengan puasa pada umumnya. Bagi santri mereka lebih banyak dengan jalan ritual dzikir atau wirid.
Logikanya begini, jika seseorang ingin mempunyai fisik yang kuat maka ia harus melatih fisik sedemikian rupa dan juga sekaligus melengkapinya dengan makanan yang bergizi. Demikian juga dengan rohanni, agar mempunyai rohani yang kuat dan peka maka juga dibutuhkan latihan yang cukup dan makanan yang memadai. Namun sudah barang tentu makanan yang dikomsumsi oleh rohani pasti berbeda dengan makanan fisik.
Sebenarnya, untuk melatih kepekaan rohani adalah dengan jalan meninggalkan hal-hal yang umum dilakukan manusia sebagai makhluk kasar. Jika manusia butuh makan karbohidrat, maka hal itu perlu ditinggalkan. Jika manusia butuh tidur maka hal tersebut juga perlu ditinggalkan. Jika manusia butuh bersosial maka hal tersebut juga perlu ditinggalkan.
Namun perlu diingat maksud meninggalkan disini bukan berati ditinggalkan sama sekali, melainkan dikurangi intensitasnya maupun jumlahnya. Misalnya dalam sehari manusia butuh tidur 8 jam, maka dikurangi menjadi 5 jam. Jika dalam sehari perlu makan 3 kali maka dikurangi menjadi sekali saja dan seterusnya. Demikian juga dengan kondisi sosialnya, hanya dilakukan untuk hal-hal yang berguna dan bermanfaat saja. Bukanlah untuk hura-hura ataupun hanya sekadar gosip belaka.
Jadi kesimpulannya adalah, untuk melatih rohani manusia agar lebih kuat dan peka terhadap segala hal ghaib adalah melalui "khoriqul adah" atau tidak menjalani adat kebiasaan manusia pada umumnya.

0 komentar:

Free counter

free counters

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP